Senin, 09 Juni 2014

Writer without Name

Ketika kerinduan tak terbendung, entah apa hanya dengan mendengar lagu semua terobati? Penulis tanpa nama yang dulunya labil akan cinta, entah apa sekarang  telah stabil dengan kata "cinta"? Mengapa fitrah setiap manusia harus dibumbui dengan cinta? Dia yang di sana, yang coba mulai dirangkai ejaan namanya kembali, entah dan entah lagi, penulis memikirkannya.

Ya Rab, ampunilah penulis itu, apakah dia? Tapi, semoga dia....
Jika bukan, semoga ada dia lainnya yang lebih baik dari dia. Tapi, bukankah dia yang sekarang dirasa terbaik? Sekali lagi entahlah....
Biarkan waktu dan kuasa-Nya yang menjawab semua ini....

Rasanya, ingin menghilang sejenak, mengobati dan introspeksi. Penulis itu banyak salah dan khilaf. Rasanya ingin senantiasa  memasrahkan semuanya. Harapnya ingin senantiasa bersujud dan memohon ampun.  Pinta lisannya, apakah ada orang yang memikirkan penulis selain orangtuanya sendiri?

Apakah ada orang yang rela menuliskan apa dan siapa yang higgap di benaknya dalam baitan kata seperti yang penulis ini sering lakukan. Penulis sendiri tengah bertanya dan berharap semoga kegamangan terhapuskan lewat tulisan. Penulis hanya baru saja menuliskan sebuah keberanian untuk merangkai lisan.


1 komentar: